Tools: Free Social Media Analytics untuk Blogger & Influencer
Media sosial sering disebut-sebut sebagai media digital marketing paling efektif. Satu karena kemampuan tanpa batasnya. Dua karena jumlah penggunanya. Tiga karena biayanya yang lebih mudah disesuaikan dengan bujet jika dibandingkan dengan media lainnya. Tapi, fungsi media sosial tidak hanya sampai di situ. Bagi personal maupun korporasi, media sosial ibarat “magic box”yang fungsinya bisa jauh melebihi ekspektasi jika dipergunakan dengan benar. Lalu bagaimana untuk para blogger dan influencer yang notabene menggunakan medsos sebagai lini depan media marketing? Well, untuk itulah kali ini kita akan berkenalan dengan free social media analytics dan cara mengoptimalkan fungsinya.
Manfaat Media Sosial bagi Blogger & Influencer
Sebelum sampai kepada pembahasan tentang cara mengoptimasi media sosial, kita akan membahas fungsinya terlebih dahulu. Apa sih fungsinya? Apa manfaatnya? Apakah hanya untuk update status dan berbagi link? Seperti yang kami singgung di awal, fungsi media sosial lebih jauh dari itu. Seorang blogger, influencer, atau para online freelance writer tentu membutuhkan media sosial. Berikut beberapa manfaatnya:
1.Personal Identity
Anda ingin dikenal sebagai apa? Blogger dan influencer yang bagaimana? Manfaat apa yang Anda tawarkan kepada pembaca dan para follower? Jasa apa saja yang Anda tawarkan kepada klien dan calon klien? Media sosial adalah tempat yang strategis untuk mengkomunikasikan semua itu, dengan kata lain personal identity.
Tapi sebentar, apa perbedaan personal branding dengan personal identity? Lebih mudahnya begini:
Personal branding adalah persepsi publik terhadap kita, sedangkan personal identity adalah bagaimana cara kita memperkenalkan diri kepada publik.
Meski pada praktiknya akan selalu ada perbedaan antara personal branding dengan personal identity karena publik memiliki wawasan dan pengalaman yang berbeda-beda, namun sebagai influencer, kita tetap dituntut untuk memiliki keahlian men-drive opini publik.
Cara membangun personal identity di media sosial:
- Simbol. Foto profil dan sampul adalah simbol paling mudah untuk menunjukkan siapa Anda. Pilih foto yang paling mewakili brand identity Anda.
- Perhatikan gaya berbicara. Media sosial adalah media komunikasi lisan yang dituliskan sehingga kadang terjadi salah pengertian. Anda ingin dikenal sebagai influencer yang bagaimana? Seriuskah? Lucu? Friendly? Itu semua tergantung kepada cara Anda memilih gaya berbicara.
- Bijak memilih isu. Influencer adalah personal, bukan korporasi. Anda memang bebas membicarakan apa saja di media sosial, tapi pada kenyataannya tidak sebebas itu. Sebelum membuat pernyataan tentang isu apa pun, sebaiknya dipertimbangkan apakah itu relevan dengan personal identity yang tengah Anda bangun atau tidak. Misalnya, Anda ingin dikenal sebagai momblogger, maka isu seperti gonjang-ganjing politik yang tidak ada hubungannya dengan kaum ibu dan anak-anak tidaklah relevan.
- Bidang. Kesalahan paling fatal yang sering dilakukan para influencer adalah tidak tepat memilih bidang. Tidak semua bidang yang sedang “happening” atau bidang yang paling banyak dicari tepat untuk Anda, jadi pilihlah bidang yang Anda minati dan kuasai.
2. Media Komunikasi & Engagement
Karena media sosial bersifat interaktif, bisa dijadikan sebagai media komunikasi antara Anda dengan para pembaca dan follower. Komunikasi yang efektif akan membangun kedekatan. Ketika sudah merasa dekat, pembaca akan lebih mudah menerima informasi apa pun yang Anda sampaikan.
3. Feedback
Feedback bukan hanya berupa komentar, bisa juga berupa share. Melalui media sosial, kita bisa mendapatkan feedback yang bisa kita pergunakan untuk meningkatkan kualitas tulisan kita. Semakin berkualitas tulisan yang kita bagikan, maka semakin banyaklah feedback positif yang akan kita dapatkan.
4. Analisis Demografi
Media sosial seperti Facebook dan Twitter dilengkapi dengan fitur analytics yang bisa kita pergunakan untuk menganalisis demografi pembaca.
5. Social Signals
Tidak bisa dipungkiri bahwa media sosial adalah juga media “pendulang” trafik yang hasilnya cukup signifikan.
6. Decision Helper
Dalam rantai marketing sebuah produk, seorang influencer adalah mereka yang membantu calon konsumen untuk memutuskan. Memutuskan apa? Tentu saja memutuskan apakah calon konsumen akan membeli atau menggunakan produk tersebut atau tidak. Karena terus terang, banyak keputusan yang dibuat dengan alasan impulsif. Misalnya, si A membeli sebuah produk hanya karena produk tersebut diulas oleh influencer yang ia kagumi.
Free Social Media Analytics: Facebook Insight & Twitter Analytics
Banyak sekali media sosial yang bisa digunakan dan memiliki manfaat. Tapi kali ini kita hanya akan membahas dua yaitu Facebook Page dan Twitter. Kedua medsos ini jelas memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri, Anda bisa memilih media sosial mana yang paling tepat untuk Anda.
Selain akun personal, Facebook Page juga penting untuk influencer. Satu karena page tidak memiliki batasan jumlah pertemanan. Dua karena page memiliki Facebook Insights yang memungkinkan Anda untuk melakukan analisis demografi. Tiga, parameter impresinya jelas.
Mengapa Twitter? Menurut data resmi dari official web Twitter, sampai bulan Juni 2016, Twitter digunakan oleh 313 juta akun setiap bulannya. Sebagai influencer, Anda tentu peduli dengan bagaimana platform ini bekerja dan cara mengoptimalkannya.
Berikut beberapa hal yang bisa Anda manfaatkan dari kedua social media analytics tersebut:
1. Monitoring
Yang terpenting dari menjadi influencer bukanlah jumlah follower, tapi seberapa berpengaruh kita sebagai personal dan konten yang kita bagikan. Kita bisa memonitoring performa page kita melalui Page Summary. Silakan pilih periode yang Anda inginkan: sehari, seminggu, atau sebulan terakhir.
Di Twitter Analytics, kita juga bisa memonitoring performa akun Twitter kita selama sebulan terakhir.
Tip: Selain untuk monitoring, analisis ini bisa juga Anda pergunakan untuk evaluasi.
2. Demografi Audiens
Katakanlah Anda diminta untuk memasarkan produk A oleh klien. Produk tersebut adalah alat cukur kumis dengan teknologi terbaru. Bagaimana cara Anda memasarkan produk tersebut di media sosial? Langsung menyampaikan manfaat produk, cara menggunakan, dan di mana bisa didapatkan tanpa memperhitungkan demografi audiens? Jika ternyata audiens Anda adalah 75% perempuan dengan rentang usia 18-24 tahun, kira-kira bagaimana nasib produk yang sedang Anda pasarkan?
Blogger dan influencer bukanlah salesman yang bertugas mendongkrak penjualan atau hanya mempromosikan produk. Blogger dan influencer adalah bagian dari starategi marketing yang bertugas membantu calon konsumen dalam membuat keputusan. Influencer yang peka akan berusaha mengetahui target audiens dan membuat materi promosi yang paling cocok.
Tip: Strategi marketing paling tepat adalah melemparkan produk yang tepat kepada audiens yang tepat.
3. Jadwal Posting
Berbeeda dengan Twitter yang menampilkan twit secara real time, Facebook menggunakan algoritma yang disesuaikan dengan profil audiens sehingga konten Anda tetap memiliki kans (kesempatan) untuk dapat tampil di news feed kapan saja. Tapi, alangkah lebih baiknya jika Anda memilih waktu yang paling tepat untuk membagikan konten Anda.
Di Facebook Insight, Anda bisa melihat kapan audiens Anda tengah online, pukul berapa, hari apa saja. Dengan begini Anda bisa membuat jadwal yang paling pas untuk berbagi konten.
Tip: Gunakan scheduled post untuk Facebook Page dan Tweetdeck untuk membuat postingan terjadwal.
4. Evaluasi
Respons, positif atau negatif, bisa dijadikan bahan evaluasi. Anda bisa memanfaatkan fitur-fitur yang ada untuk mengetahui apakah konten yang Anda bagikan mendapatkan impresi (efek atau pengaruh) seperti yang Anda harapkan atau tidak.
Sayangnya Twitter Analytics tidak dilengkapi dengan fitur feedback negatif dari follower, tapi Anda bisa melihat itu di Facebook Insight. Misalnya, berapa jumlah unlikes dan hide post. Tidak, Anda tidak bisa melihat siapa saja yang meng-unlikes page Anda karena itu menyalahi privacy policyFacebook, yang bisa Anda lihat hanya jumlahnya.
Tip: Jika jumlah unlikes semakin banyak, itu artinya Anda harus segera menyiapkan strategi baru.
5. Laporan
Selain bahan monitoring dan evaluasi, Anda tentu membutuhkan analytics sebagai bahan laporan kepada klien, bukan? Jika klien Anda tidak memiliki tracking tools sendiri, Anda bisa menyertakan salah satu fitur dalam Facebook Insight atau Twitter Analytics sebagai bahan laporan.
Di Facebook Insight, Anda bisa melihat total impresi untuk setiap konten yang Anda bagikan, begitu juga dengan Twitter Analytics.
Kenapa laporan seperti ini penting? Karena ketika berbicara klien dan bisnis, artinya kita berbicara soal data yang valid. Dengan data ini Anda juga bisa mengukur seberapa besar pengaruh Anda di media sosial dan konten seperti apa yang mendapatkan impresi paling banyak.
Tip: Untuk membuat laporan, sertakan juga link postingan, bukan hanya screenshoot.
*
Demikian fitur-fitur free social media analytics yang bisa Anda gunakan untuk mengoptimasi media sosial. Silakan bereksplorasi untuk memaksimalkan fungsinya. Semakin Anda mengenali tools yang ada di tangan Anda, semakin bergunalah ia. Selamat menjelajah, semoga topik kali ini bermanfaat untuk Anda
No comments:
Post a Comment