BELAJAR COPYWRITING:
JUAL LEBIH BANYAK HANYA DENGAN TULISAN (PART 2)
Semua
kita adalah reptil!
Tapi sebelum Anda
marah-marah, izinkan saya untuk basa-basi barang beberapa detik terlebih dulu.
Well.
Selamat datang di
artikel Belajar Copywriting Bagian 2. Jika belum membaca Bagian
pertama, silahkan kunjungi link ini terlebih
dahulu.
Udah.
Gitu aja basa-basinya ^_^
Sekarang mari kita
lanjut.
The Reptilian Brain
Anda mungkin tak terlalu
peduli dengan ulasan tentang teori Triune Brain dari Paul D. MacLean atau
mengenal bagian dalam otak yang bernama Basal Ganglia a.k.a R-complex a.k.a
Reptilian brain.
Idem.
Tapi bagaimana jika hal
tersebut diatas dapat menjawab pertanyaan: “apa sih yang menggerakan
seseorang untuk membeli?” atau “apa yang sebetulnya menarik perhatian
mereka?”
Aha!
Mungkin itu lebih
menarik.
Ok.
Reptilian Brain (nama
aslinya Basal Ganglia) atau “otak reptil” adalah salah satu bagian dari otak
manusia yang punya struktur mirip dengan otak reptil (seperti pada buaya) atau
burung-burungan. Dari sinilah kita tahu sebutan tersebut berasal.
Para ahli menyebutkan
jika bagian otak inilah yang berperan sebagai “attention gatekeeper” dan
“decision maker”. Penjaga perhatian dan pembuat keputusan.
Dengan kata lain
Apabila kita dapat
menarik perhatian pada bagian “reptil” otak manusia dalam strategi marketing
yang digunakan, maka kita punya kesempatan lebih besar untuk memengaruhi
sekaligus menjual.
Tentu saja, pada
kesempatan kali ini kita akan secara cerdik mengaitkannya dengan ilmu menjual
lewat kata-kata: Copywriting.
Tips “Mencapai” Reptilian Brain melalui Copywriting
Dalam ilmu Neuromarketing, disebutkan ada 6 hal yang dapat
memikat bagian Reptilian pada otak manusia, disebut sebagai “stimuli”,
meliputi:
1. Self
centered
2. Contrast
3. Tangibility
4. Beginning
& End
5. Visual
Metaphor
6. Emotional
Chord
Mari kita ulas satu per
satu supaya lebih jelas.
1. Self Centered
Ini tentang manusia
yang EGOIS. Manusia yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Sudah
dibahas panjang x lebar di artikel sebelumnya.
Untuk menggunakan stimuli
ini, kita akan masuk melalui perspektif customer. Paling simpel, gunakan kata
“Anda/Kamu” atau “Saya/Aku” (keduanya merujuk pada mereka sang customer).
Contoh Copywriting:
·
Susu saya susu Bendera
·
Aku dan kau,
suka Dancow
·
Pocari Sweat, kembalikan ionmu
·
Kacang Garuda, ini kacangku
·
Karena Anda berbeda
·
dst
2. Contrast
Kontras adalah tentang
membedakan antara sesuatu dengan yang lain secara ekstrim. Stimuli ini punya
daya pikat yang amat kuat sehingga terlarang untuk beberapa jenis kampanye
iklan karena diduga rentan menimbulkan salah kaprah.
Foto “Before after”
merupakan salah satu contoh termudah dari stimuli ini. Anda menunjukkan foto
dari orang yang gemuk menjadi kurus, rumah jelek menjadi bagus, lantai kotor
menjadi bersih, kepala tandus menjadi lebat, dan seterusnya.
Dalam Copywriting,
kontras juga dapat digunakan untuk menggambarkan perbedaan yang ekstrim dengan
memakai beberapa kata bantu.
A. Tetapi.
Contoh:
– Ketika kamu telah mencoba segalanya, tetapi tak satu pun yang berhasil.
– Ada beberapa benda di dunia ini yang tak dapat dibeli, tetapi untuk semua yang lainnya Anda bisa menggunakan Mastercard.
– Ketika kamu telah mencoba segalanya, tetapi tak satu pun yang berhasil.
– Ada beberapa benda di dunia ini yang tak dapat dibeli, tetapi untuk semua yang lainnya Anda bisa menggunakan Mastercard.
B. Meskipun / Walau /
Kendati
Contoh:
– Walau sudah berlatih setiap hari, Anda tetap tidak bisa punya tubuh ideal.
– Meski seburuk apa pun Anda memperlakukannya, ia tetaplah jadi pengingat yang paling setia: jam weker.
– Anda tetap bisa belajar seperti anak muda kendati sudah berusia diatas 40 tahun.
– Walau sudah berlatih setiap hari, Anda tetap tidak bisa punya tubuh ideal.
– Meski seburuk apa pun Anda memperlakukannya, ia tetaplah jadi pengingat yang paling setia: jam weker.
– Anda tetap bisa belajar seperti anak muda kendati sudah berusia diatas 40 tahun.
C. Padahal / Sedangkan /
Sebaliknya
Contoh:
– Gratis telpon hingga setahun, padahal cuma isi pulsa sekali.
– Ketika sakit mag datang menyerang, sedangkan jadwal meeting tinggal 10 menit lagi.
– Anda tak akan kecewa, sebaliknya Anda akan sangat berterima kasih dengan penawaran ini.
– Gratis telpon hingga setahun, padahal cuma isi pulsa sekali.
– Ketika sakit mag datang menyerang, sedangkan jadwal meeting tinggal 10 menit lagi.
– Anda tak akan kecewa, sebaliknya Anda akan sangat berterima kasih dengan penawaran ini.
3. Tangibility
Tangible marketing adalah
sebuah cara memasarkan dengan memberikan produk Anda kepada konsumen agar dapat
diraba olehnya. Persis seperti dummy smartphone yang kerap kita temui di
counter resmi atau mall-mall.
Tapi tentu saja, bentuk
marketing ini dapat diterapkan dalam arti yang lebih luas, tak melulu harus
harafiah seperti itu.
Inti dari model marketing
ini adalah untuk membuat produk atau brand diingat dan
“terasa” meski tak berarti wajib diraba. Sensasi saat menggunakan atau
memilikinya adalah yang ingin dicapai.
Dalam Copywriting,
kata-kata seperti “Bayangkan” atau “Rasakan” dapat kita gunakan untuk mencapai
stimuli ini. Berikut contohnya:
– Bayangkan cincin kawin
ini berada di jemari manismu.
– Rasakan pengalaman sedingin kutub utara.
– Dibuka, dijilat terus dicelupin.
– Rasakan pengalaman sedingin kutub utara.
– Dibuka, dijilat terus dicelupin.
4. Beginning & End
Jika Anda penyuka film
yang biasa saja. Bukan Kurator. Maka bagian yang paling berkesan ada di awal dan akhir.
Itulah yang terjadi pada reptilian brain yang hanya mengingat bagian awal dan
akhir, cenderung melupakan yang ada di tengah.
Untuk menggunakan stimuli
ini, fokuslah pada bagian awal, yakni HEADLINE dan bagian
akhir yakni CTA (call to action). Apabila kita ingin memberikan
informasi penting di bagian tengah, buatlah beberapa segmen yang dapat menjadi
awal dan akhir yang lebih kecil sehingga meninggalkan kesan bagi konsumen yang
membacanya.
5. Visual Metaphor
Dalam Neuromarketing,
penampilan visual merupakan hal yang sangat penting. Alhasil, dapat disimpulkan
jika kampanye marketing terbaik sebetulnya merupakan kombinasi antara gambar
dan teks. Gambar yang dapat dilihat secara visual tentu saja akan
menyempurnakan Copywriting.
Ya. Kita memang dapat
menjual hanya dengan kata-kata. Tetapi jika Anda dapat menambahkan sebuah
gambar atau desain yang akan mendongkrak hasilnya, mengapa harus membuat
batasan?
Faktanya, saraf optik
manusia punya koneksi langsung kepada Reptilian brain. Dan
jika dibandingkan dengan saraf pendengaran yang menghubungkan telinga ke otak,
maka saraf optik punya kecepatan hingga 50x lipat lebih ngebut.
Tak percaya? Berikut
contoh beberapa iklan yang merangsang stimuli visual yang langsung dapat
mencapai reptilian brain:
Iklan
Heinz
Iklan
Tabasco
Iklan
Kampanye anti merokok
Iklan
pasta gigi Colgate
Iklan
Nivea
Iklan
Glaceau vitamin water
6. Emotional Chord
Sebagaimana yang sudah
kita ketahui bersama, Emosi menjadi faktor penting dalam pembelian. Malah kebanyakan
dari keputusan yang kita buat digerakkan oleh emosi alih-alih logika.
Ini terjadi karena secara
ilmiah emosi dapat merangsang reptilian brain dengan amat baik.
Faktor emosi dalam
kata-kata atau Emotional Copywriting secara khusus akan kita
ulas di bagian ketiga catatan Belajar Copywriting di blog ini.
Sambil
menunggu, silahkan like dan SHARE dulu.
No comments:
Post a Comment